Static Default Route – CCNA - Packet Tracer

 Untuk melanjutkan postingan yang kemaren tentang Static Routing, kali ini yang akan kita bahas adalah Static Default Routing hampir mirip lah ama static routing, untuk konsep dasarnya ialah di routing table pada router tidak mengetahui network destination mana yang akan di tuju, jadi untuk default route konfigurasinya hanya menuliskan network 0.0.0.0 dengan subnet mask 0.0.0.0 atau biasa di kenal dengan istilah ‘quad zero’ route, jadi static default route ini melakukan identifikasi gateway yang akan di gunakan oleh router pada routing table dia akan mengirimkan semua paket IP yang tidak di ketahui, sehingga akan di forward oleh ip route 0.0.0.0/0.

           Untuk masalah kegunaan dan fungsi dari static default route ini ialah biasa di gunakan pada network destination yang tidak ketahui seperti INTERNET atau yang lainnya terserah lah, di gunakan ketika hanya ada satu jalur keluar untuk semua network destination, juga apabila router tidak menemukan pada entry routing table maka router akan memforward memakai default route dan ini menjadi pilihan terakhir di routing table, untuk kelebihannya menjadikan routing table menjadi sedikit atau mengurangi routing table.
                Konfigurasi:
Idn1(config)# ip route 0.0.0.0 0.0.0.0 <gateway atau Nexthop>
          Selanjutnya kita akan praktek membuat static default route melalui software simulator yaitu paket tracer atau bisa juga GNS3, untuk topology-nya seperti gambar di bawah ini:

#. Keterangan:
-          N= Network
-          Gi= gigabit (port interface)
-          IDN..= Nama Router
#. Konfigurasi Tiap – Tiap Router: 

         R1:
 Router>enable
Router#conf t
Enter configuration commands, one per line.  End with CNTL/Z.
Router(config)#hostname idn1
idn1(config)#int gi0/0
idn1(config-if)#ip add 10.0.0.1 255.255.0.0
idn1(config-if)#no shut
idn1(config-if)#exit
idn1(config)#int gi0/1
idn1(config-if)#ip add 192.168.1.1 255.255.255.0
idn1(config-if)#no shut
idn1(config-if)#exit
idn1(config-if)#ip route 0.0.0.0 0.0.0.0 10.0.0.2

          R2:
 Router>enable
Router#conf t
Enter configuration commands, one per line.  End with CNTL/Z.
Router(config)#hostname idn2
idn2(config)#int gi0/0
idn2(config-if)#ip add 10.0.0.2 255.255.0.0
idn2(config-if)#no shut
idn2(config-if)#exit
idn2(config)#int gi0/1
idn2(config-if)#ip add 20.0.0.1 255.255.0.0
idn2(config-if)#no shut
idn2(config-if)#exit
idn2(config)#int gi0/2
idn2(config-if)#ip add 192.168.2.1 255.255.255.0
idn2(config-if)#no shut
idn2(config-if)#exit
idn2(config)#ip route 192.168.1.0 255.255.255.0 10.0.0.1
idn2(config)#ip route 192.168.3.0 255.255.255.0 20.0.0.2

       R3:
 Router>enable
Router#conf t
Enter configuration commands, one per line.  End with CNTL/Z.
Router(config)#hostname idn3
idn3(config)#int gi0/0
idn3(config-if)#ip add 20.0.0.2 255.255.0.0
idn3(config-if)#no shut
idn3(config-if)#exit
idn3(config)#int gi0/1
idn3(config-if)#ip add 192.168.3.1 255.255.255.0
idn3(config-if)#no shut
idn3(config-if)#exit
idn3(config-if)#ip route 0.0.0.0 0.0.0.0 20.0.0.1
Untuk nge chek static default route mari kita lihat di routing table pada salah satu router: 
        R1:

 idn1(config)#do sh ip routeCodes: L - local, C - connected, S - static, R - RIP, M - mobile, B - BGP
       D - EIGRP, EX - EIGRP external, O - OSPF, IA - OSPF inter area
       N1 - OSPF NSSA external type 1, N2 - OSPF NSSA external type 2
       E1 - OSPF external type 1, E2 - OSPF external type 2, E - EGP
       i - IS-IS, L1 - IS-IS level-1, L2 - IS-IS level-2, ia - IS-IS inter area
       * - candidate default, U - per-user static route, o - ODR
       P - periodic downloaded static route
Gateway of last resort is 10.0.0.2 to network 0.0.0.0
     10.0.0.0/8 is variably subnetted, 2 subnets, 2 masks
C       10.0.0.0/16 is directly connected, GigabitEthernet0/0
L       10.0.0.1/32 is directly connected, GigabitEthernet0/0
S*   0.0.0.0/0 [1/0] via 10.0.0.2

#. Keterangan:
-          S*   0.0.0.0/0 [1/0] via 10.0.0.2:
S*: menandakan static default route, untuk setiap network destination yang tidak di ketahui di routing table akan di forward ke gateway 10.0.0.2.
0.0.0.0/0: network destination yang tidak di ketahui pada routing tables.
[1/0]: 1= Administrative Distance. 0= metrics.
10.0.0.2= gateway (gerbang) yang di gunakan static default route untuk menuju destination.
#. Test dengan ping dan Tracert dari PC IDN1 ke PC IDN3

#. Ping:
 PC>ping 192.168.3.2Pinging 192.168.3.2 with 32 bytes of data:Reply from 192.168.3.2: bytes=32 time=1ms TTL=125Reply from 192.168.3.2: bytes=32 time=10ms TTL=125  Reply from 192.168.3.2: bytes=32 time=13ms TTL=125 Reply from 192.168.3.2: bytes=32 time=10ms TTL=125 Ping statistics for 192.168.3.2:Packets: Sent = 4, Received = 4, Lost = 0 (0% loss),Approximateround trip times in milli-seconds: Minimum = 1ms, Maximum = 13ms, Average = 8ms


 #. Tracert:
 PC>tracert 192.168.3.2Tracing route to 192.168.3.2 over a maximum of 30 hops:1 50 ms 0 ms 0 ms 192.168.1.1 2 0 ms 0 ms 0 ms 10.0.0.2 3 0 ms 0 ms 0 ms 20.0.0.2 4 0 ms 0 ms 13 ms 192.168.3.2Trace complete.

-          Review: Static default route cocok untuk network type stub-network, routing Protocol bisa menjalankan static route dan dynamic route secara bersamaan, biasanya static default route di gunakan sebagai backup untuk dynamic route apabila ada masalah.


Oke sekian dulu pembahasan Static Default Route semoga bisa bermanfaat untuk diri saya dan untuk anda semua.

Tolong Laporkan Jika Ada Link Yang Error Atau Gambar Tidak Muncul :)
dan mohon untuk mengklik iklan banner untuk kelangsungan blog :)"
Sekalian juga untuk biaya sekolah admin nya. :) terimakasih :)
EmoticonEmoticon