Perangkat-Perangkat Wireless

Access Point (AP)

Terdiri dari 3 tipe :
  • Autonomous
  • Lightweight
  • Mesh
AP autonomous dapat berdiri sendiri dan berfungsi secara independen, sedangkan AP lightweight berfungsi sebagai bagian dari wireless LAN controller. Beberapa AP mesh dapat terhubung satu sama lain membentuk sebuah network tersendiri.
Access Point menyediakan akses bagi komputer dan perangkat wireless lainnya kedalam jaringan lokal menggunakan RF sebagai media koneksi.
Ketika perangkat wireless terhubung ke sebuah access point, maka perangkat itu disebut berada dalam mode infrastruktur. Dalam mode ini, semua trafik data wireless akan dilewatkan melalui access point.
Access Point adalah perangkat half-duplex, yang berarti komunikasi dapat terjadi 2 arah (mengirim dan menerima) namun dalam satu waktu hanya bisa terjadi 1 arah saja, dapat kita analogikan seperti perangkatwalkie-talkie. Access Point merupakan perangkat infrastruktur jaringan yang terhubung ke sistem terdistribusi (mis : jaringan ethernet) sehingga memungkinkan user-user pengguna wireless access point mengakses jaringan lokal.

AP autonomous

Access points autonomous merupakan unit yang berdiri sendiri dilengkapi dengan segala yang diperlukan untuk menyediakan akses bagi perangkat-perangkat wireless kedalam jaringan lokal. Ada 2 level AP autonomous :
  • Small Office Home Office (SOHO) AP
  • Enterprise AP

SOHO Access Points

Meski powerful, fitur-fitur yang dimiliki oleh access point level SOHO tidak selengkap level enterprise. Akan tetapi, keduanya sudah mendukung fitur keamanan terbaik yang tersedia, termasuk WPA 2.0. Access point SOHO baik digunakan untuk kantor-kantor kecil/menengah atau di rumah dan biasanya memiliki jumlah koneksi yang terbatas bagi komputer atau perangkat-perangkat lainnya.
Berikut adalah beberapa fitur yang seharusnya dimiliki access point level SOHO :
  • Standarisasi 802.11
  • Tersertifikasi Wi-Fi
  • Antena removable
  • Power output statik
  • Security
  • Fungsi bridging
  • Fungsi repeater
  • DHCP Server
  • Dan lain-lain
Standarisasi 802.11 : Access point SOHO pada umumnya support standarisasi 802.11b/g, sedangkan access point dual-band (support 802.11b/g dan 802.11a) jarang ditemukan, kalaupun ada harganya akan lebih mahal.
Tersertifikasi Wi-Fi : Pastikan access point SOH O yang Anda beli sudah tersertifikasi Wi-Fi, termasuk WPA/WPA 2.0 dan WPS untuk keamanan, WMM dan WMM-PS untuk QoS. Hal ini untuk memastikan access point kita mematuhi standar IEEE dan mendukung interoperabilitas dengan perangkat vendor lain.
Antena Removable : Beberapa access point SOHO dilengkapi dengan antenna removable. Hal ini memungkinkan kita untuk menggantinya dengan antenna yang lebih besar (gain lebih tinggi) sehingga dapat meliputi area yang lebih luas. Sebaliknya, antenna yang lebih kecil (gain lebih rendah) dapat mengurangi luas cakupan area.
Power Output Statik : Adakalanya, user mendapatkan fitur untuk dapat melakukan penyesuaian transmit output power pada sebuah access point. Transmit output power ini akan menentukan cakupan area RF yang disebut cell. Biasanya access point SOHO memiliki transmit output power sekitar 15 dBm atau 30 mW. Model AP dengan power output statik tidak dapat diubah nilai transmit output power-nya, sehinnga kemampuan untuk menurunkan atau menaikkan ukuran RF cell menjadi terbatas. Dalam hal ini, kita dapat melakukannya dengan mengubah gain antenna access point tersebut.
Security : Access point SOHO terbaru harus menyediakan support fitur keamanan terbaik. Termasuk WPA 2.0 mode personal maupun enterprise yang memungkinkan user tanpa pengetahuan mendalam untuk dapat menyediakan keamanan terbaik bagi jaringan wireless mereka. User dengan pengetahuan mendalam dapat memanfaatkan fitur keamanan yang lebih canggih seperti 802.1X/EAP maupun VPN.
Fungsi Bridging : Baik point-to-point maupun point-to-multipoint, sehingga user dapat menghubungkan dua atau lebih jaringan kabel (LAN) melalui wireless.
Fungsi Repeater : Memanfaatkan AP sebagai repeater memungkinkan user untuk dapat memperlebar area RF cell. Namun, hal ini dapat mengurangi throughput bagi user yang mengakses jaringan melalui repeater.
DHCP Server : AP dapat bertindak sebagai DHCP server yang menyediakan konfigurasi IP address bagi user-user yang terhubung.

Enterprise Access Point

AP enterprise umumnya memiliki fitur-fitur yang lebih banyak dari pada SOHO access point, diantaranya adalah :
  • Standarisasi 802.11
  • Sertifikasi Wi-Fi
  • Antena removable/expandable
  • Power Output Adjustable
  • Advanced security
  • Mode Operasi : root, bridge, ataupun repeater
  • Konfigurasi via CLI (Command-Line Interface)
Antena Removable/Expandable : Konfigurasi antenna ini menyediakan banyak fleksibilitas sehingga user dapat memilih sesuai dengan skenario yang tepat.
Power Output Adjustable : Tidak seperti access point SOHO, AP enterprise dilengkapi dengan kemampuan untuk mengubah power output sesuai dengan kebutuhan, atau user dapat menyesuaikan dengan AP yang sudah dipasang terlebih dahulu.
Advanced Security : AP enterprise akan memiliki fitur-fitur keamanan yang lebih canggih seperti autentikasi RADIUS lokal.
Mode Operasi : root, bridge, atau repeater.
Konfigurasi vias CLI : Dalam beberapa kasus, perintah-perintah CLI memungkinkan administrator melakukan konfigurasi tambahan pada level yang lebih advance. Meski demikian, administrasi berbasis web juga masih tersedia.

AP Lightweight

AP lightweight berbeda dari AP autonomous dimana AP lightweight beroperasi dengan wireless LAN controller dan tidak dapat berdiri sendiri. AP lightweight memiliki fitur-fitur yang lebih banyak daripada AP autonomous. AP lightweight dikontrol secara terpusat dengan menggunakan wireless LAN controller.

AP Mesh

Wireless mesh networking semakin berkembang dan terus berkembang. Istilah mesh networking sudah dikenal bertahun-tahun yang lalu. Dalam mesh network, semua node terhubung satu sama lain melalui dua jalur atau lebih. Hal ini menghasilkan komunikasi yang dapat lebih diandalkan ketika sewaktu-waktu terjadi error di salah satu jalur.
Saat ini, kebanyakan vendor wireless LAN menggunakan mekanisme dan protokol proprietary untuk mengimplementasikan mesh networking.

WLAN Router

Sering dikenal juga dengan wireless broadband router atau wireless residential gateway atau wireless VPN router.
Wireless Residential Gateway :
  • Biasanya dilengkapi dengan port Internet dan beberapa port ethernet switch serta wireless AP
  • Dapat dikonfigurasi via web browser.
  • Umumnya terhubung ke kabel modem atau koneksi DSL.
  • Beberapa fitur yang dimiliki :
    • NAT
    • DHCP server
    • IP Routing
    • DNS server
    • Firewall
Wireless VPN router :
  • Biasanya memiliki 3 port
    • Intranet
    • Internet (WAN)
    • Wireless
  • Memiliki lebih banyak fitur daripada wireless broadband router diantaranya :
    • L3 VPN
    • Protokol Point-to-point Tunneling
    • L2 Tunneling Protocol/Internet Protocol Security (L2TP/IPSec)
    • SSH2
    • Advance IP service
    • Kemampuan edge router

Wireless Bridges

Sebagai penghubung 2 atau lebih LAN kabel. Memiliki 2 tipe konfigurasi :
  • point-to-multipoint
  • point-to-point
Keuntungan :
  • Proses instalasi yang cepat
  • Biaya relatif lebih murah
Karena wireless bridges dapat menghubungkan dua tempat berjarak jauh, sangat penting untuk memperhatikan aspek keamanan dalam proses instalasi.

Wireless Repeater

  • Digunakan untuk memperluas area RF
  • Beroperasi pada layer 2 model OSI
  • Throughput berkurang (sekitar 50%) karena operasi half-duplex

Tolong Laporkan Jika Ada Link Yang Error Atau Gambar Tidak Muncul :)
dan mohon untuk mengklik iklan banner untuk kelangsungan blog :)"
Sekalian juga untuk biaya sekolah admin nya. :) terimakasih :)
EmoticonEmoticon